Di Indonesia, beras masih menjadi makanan pokok. Beras pulen
yang lembut pun lebih banyak dipilih orang karena dianggap lebih enak, sehingga
harganya menjadi lebih mahal. Padahal secara medis, beras pera justru lebih
sehat ketimbang beras pulen, meski rasanya cenderung tidak enak.
"Beras pulen seperti pandan wangi yang lengket, lembut dan lebih mahal itu
justru indeks glikemiknya lebih tinggi ketimbang beras pera. Jadi kalau
dibandingkan maka beras pera lebih sehat".
Cara masaknya pun dapat mempengaruhi indeks glikemik (GI) suatu makanan.
Sebagai contoh, beras pulen akan memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi
dibandingkan beras pera karena kandungannya menjadi semakin halus.
"Beras pera GI-nya lebih rendah dari beras pulen karena kalau dimasak
tidak sampai hancur, sehingga butuh proses di saluran cerna yang lebih lama.
Jadi gula darahnya tidak langsung tiba-tiba melonjak dan kenyangnya pun lebih
lama".
Contoh makanan dengan indeks glikemik rendah lainnya adalah beras merah, yang
menurut kebanyakan orang rasanya juga tidak enak. Sedangkan bubur memiliki
indeks glikemik yang sangat tinggi karena memiliki tekstur yang sangat halus,
terlebih bila bubur berasal dari beras pulen.
"Bisa dikatakan, makin halus tekstur suatu makanan makin tinggi indeks
glikemiknya".
Indeks glikemik (GI) adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula
darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan. Makin tinggi GI, makin
cepat karbohidrat diolah menjadi gula dan produksi insulin pun semakin
meningkat.
Makanan dengan GI tinggi mungkin dapat membuat orang merasa berenergi dengan
segera, namun karena gula yang tiba-tiba naik tadi akan turun secara mendadak
pula (fluktuasinya tinggi), akhirnya juga membuat orang cepat lapar. Akibatnya,
orang akan menjadi lebih banyak makan.
Makanan dengan GI tinggi juga berpotensi membuat orang cepat gemuk dan memicu
obesitas (kegemukan), karena kelebihan energi yang tidak terpakai akan disimpan
dalam bentuk lemak.
GI tinggi juga membuat pankreas bekerja keras untuk menghasilkan insulin guna
mengimbangi gula darah yang naik secara tiba-tiba. Bila orang terus-menerus
makan makanan dengan indeks glikemik tinggi, dampaknya adalah kerusakan
pankreas yang bisa menyebabkan diabetes tipe 2 (karena gaya hidup).