Infeksi Pernapasan 'Pencabut Nyawa' Balita

Dari banyak faktor penyebab kematian balita seperti kurang gizi, pneumonia, diare ternyata infeksi pernafasan juga berperan besar. Penyakit ini bagai 'dewa pencabut' nyawa balita.

Sebanyak 200 ribu anak di bawah usia 5 tahun meninggal setiap tahunnya di seluruh dunia karena infeksi akut dari respiratory syncytial virus (RSV).

Peneliti meminta adanya pencegahan dan strategi pengobatan baru untuk mengurangi penyebab utama kematian anak-anak ini.

Diperkirakan setidaknya ada 3,4 juta anak yang mengalami infeksi berat ini dan membutuhkan bantuan perawatan di rumah sakit. Dari jumlah itu sekitar 66 ribu hingga 199 ribu anak-anak meninggal yang hampir 99 persennya terjadi di negara berkembang.

"Secara menyeluruh, RSV adalah penyebab utama kematian anak akibat ALRI (infeksi saluran pernapasan akut rendah (acute lower-respiratory tract infections/ALRIs) setelah pneumonia dan Haemophilus influenzae tipe b," ujar Dr Harish Nair dari Center for Population Health Sciences di University of Edinburgh, seperti dikutip dari HealthDay, Senin (19/4/2010).

RSV sangat menular dan bisa menyebar melalui tetesan yang mengandung virus ketika seseorang batuk atau bersin. Virus ini juga dapat hidup pada permukaan seperti meja atau gagang pintu serta pada tangan dan pakaian.

Penularan virus ini sangat mudah jika anak menyentuh barang-barang yang terkontaminasi itu. Selain itu RSV dapat menyebar dengan cepat di sekolah atau pusat penitipan anak. Setidaknya hampir semua anak pernah terinfeksi RSV satu kali saat berusia 2 tahun.

Rasio kematian kasus pada anak-anak di negara berpenghasilan tinggi sekitar 0,7 persen pada anak di bawah 1 tahun dan 0,3 persen pada anak di bawah usia 5 tahun.

Tapi rasio pada negara berkembang adalah 2,1 persen untuk anak-anak di bawah 1 tahun dan 2,1 persen juga pada anak di bawah usia 5 tahun.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan secara online sejak tanggal 16 April lalu dan akan diterbitkan dalam majalah The Lancet edisi mendatang.

Share

Baca Juga :