Bahaya Berada di Ruang Hampa Udara

Setiap makhluk hidup terutama manusia membutuhkan udara agar bisa tetap bernapas dan hidup. Lalu apa yang terjadi jika seseorang berada di dalam ruang hampa udara tanpa perlindungan?

Berada di dalam ruang hampa udara bisa menimbulkan banyak bahaya bagi manusia bahkan jika ia hanya berada dalam waktu beberapa detik saja. Hal ini karena di dalam ruangan tersebut tubuh tidak mendapatkan pasokan oksigen.

Jika seseorang tidak bisa bernapas akan menyebabkan kerusakan pada paru-paru. Kondisi ini mungkin akan membuat seseorang tetap sadar selama beberapa detik sampai akhirnya darah yang tidak mengandung oksigen tersebut mencapai otak.

Tubuh manusia umumnya tidak akan kehilangan panas dalam waktu yang cepat, sehingga seseorang masih memiliki sedikit waktu sebelum akhirnya menjadi beku dan mati. Hal lebih buruk lagi akan terjadi jika udara dingin dan pengap.

Bahaya yang muncul ketika seseorang berada di dalam ruang hampa udara bisa ringan, reversibel hingga yang berat dan ireversibel. Umumnya pembengkakan kulit dan jaringan di bawahnya akan mulai terjadi setelah terpapar selama 10 detik atau lebih.

Pada titik-titik tertentu seseorang akan kehilangan oksigen, dan luka atau cedera yang terjadi semakin banyak. Setelah 1-2 menit seseorang bisa langsung sekarat. Tapi sampai saat ini belum ada batas yang benar-benar diketahui.

Karenanya bagi seorang astronot yang akan melakukan perjalanan ke luar angkasa atau saat melakukan pelatihan di ruang hampa udara, hal penting yang harus dipastikan adalah pakaian luar angkasanya tidak boleh mengalami kebocoran. Kebocoran pada baju luar angkasa bisa menyebabkan tubuh terpapar dengan hampa udara tersebut.

Tubuh manusia sebenarnya luar biasa tangguh, tapi masalah terburuk bisa terjadi apabila ia mengalami kekurangan oksigen. Jika ia bisa kembali ke atmosfer atau kondisi normal dengan cukup cepat, maka ia akan bisa bertahan dengan kemungkinan adanya cedera yang ireversibel (tidak bisa diperbaiki).

Paparan hampa udara tidak hanya terjadi di ruang antariksa atau luar angkasa, ketika seseorang melakukan penyelaman di bawah laut atau pendakian juga memiliki risiko tersebut. Hal ini karena pada titik tertentu seseorang bisa mengalami kekurangan oksigen yang cenderung dapat merusak paru-paru.

Share

Baca Juga :