Jika kita memasuki apotek atau toko obat, ada
begitu banyak suplemen multivitamin yang dipajang di rak. Tetapi,
pernahkah kita tergerak untuk membelinya, kecuali bila dipaksa oleh sang
pramuniaga? Sebagian besar dari Anda mungkin akan berpikir, jika Anda
sudah mendapatkan vitamin dan mineral dari sumber bahan makanan alami,
untuk apa mengonsumsi supplement product tersebut?
Masalahnya, seberapa sering sih, kita makan
dengan sehat? Apakah buah-buahan dan sayuran itu kita konsumsi setiap
hari sudah sesuai takaran yang dianjurkan?
Menurut Dr Alan Logan, dokter naturopati dan
pengajar di Harvard’s School of Continuing Medical Education, dalam
kondisi dimana kebutuhan vitamin dan mineral Anda tak tercukupi, ada
empat jenis supplement product yang bisa Anda konsumsi. Ingat, suplemen
bukanlah pengganti makanan sehat yang harus kita konsumsi, melainkan
makanan tambahan.
1. Multivitamin atau mineral
Mengonsumsi suplemen ini secara rutin tiap hari
akan memastikan Anda mendapatkan semua vitamin dan mineral yang Anda
butuhkan. Karena semua vitamin dan mineral itu saling melengkapi untuk
memberikan manfaat kesehatan yang terbaik. Jika Anda mengonsumsi vitamin
A, vitamin C, vitamin E, atau berbagai vitamin antioksidan lain
sendiri-sendiri, hal ini justru akan merugikan. Anda akan mendapatkan
pengaruh pro-oksidatif. Konsumsi satu multivitamin yang tidak melebihi
takaran dosis harian.
2. Vitamin D
Paparan sinar matahari pagi akan memberikan
cukup vitamin D selama beberapa minggu. Namun penggunaan sunscreen dapat
menghalangi kemampuan kita menyerap vitamin D. Dr Logan juga mengatakan
bahwa mengonsumsi vitamin D secara terpisah (di luar multivitamin)
tidak akan merugikan. Sayangnya, sebagian orang di beberapa tempat yang
kurang mendapatkan sinar matahari tidak akan mendapatkan kemewahan ini.
Karena itu, mereka perlu mengonsumsi suplemen dengan vitamin D untuk
memenuhi kebutuhannya. Dosis yang disarankan adalah 1.000 IU
(International Unit) sehari.
3. Minyak ikan
Asam lemak ini biasanya ditemukan dalam ikan
atau tumbuh-tumbuhan. Ikan dianggap sebagai sumber omega-3 yang lebih
baik daripada tumbuhan, karena omega-3 yang terdapat pada
tumbuh-tumbuhan (disebut asam alpha linolenic) perlu dikonversikan oleh
liver menjadi DHA untuk mendapatkan manfaatnya. Sedangkan kebanyakan
Omega-3 yang ditemukan pada ikan sudah dikonversikan oleh ikan itu
sendiri. Maka, jika Anda tidak mengonsumsi ikan berlemak minimal tiga
kali seminggu, Anda perlu mengonsumsi supplement minyak ikan.
Sementara itu jika Anda seorang vegetarian,
Anda bisa mendapatkan asam lemak Omega-3 dari tumbuhan, seperti
flaxseed, walnut, dan kacang-kacangan lainnya. Pastikan juga Anda
mendapatkan cukup vitamin B6 dan vitamin B3, asam folat, seng, dan
selenium, untuk memaksimalkan angka konversinya. Dosis harian yang
disarankan adalah 1 gram minyak ikan dengan EPA/DHA.
4. Probiotik
Jika Anda tidak mengonsumsi makanan yang
difermentasikan, seperti yogurt, secara teratur, Anda mungkin tidak akan
memperoleh cukup banyak bakteri baik ke dalam sistem untuk mencerna
dengan semestinya. Sebagai gantinya Anda bisa mengambil supplement
probiotik. Perlu Anda ketahui, banyak juga yogurt yang memiliki kualitas
rendah. Karena itu, pintar-pintarlah memilih yogurt yang lebih murni
dan alami. Jenis probiotik yang bisa menjadi pilihan antara lain kefir,
atau yogurt Yunani.