Pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali mengeluhkan soal makanan di rumah sakit yang kurang berselera. Di Jepang bahkan 50 persen makanan rumah sakit terbuang dan di Inggris dana sekitar Rp 800 miliar terbuang sia-sia karena makanan rumah sakit yang tidak habis.
Kenapa makanan rumah sakit tidak bikin pasien semangat?
Seperti dikutip Guardian, Kamis (20/5/2010), ada dana publik untuk perawatan rumah sakit sekitar 50 juta poundsterling (sekitar Rp 750 miliar) yang sia-sia karena kebijakan makanan di rumah sakit membuat pasien banyak yang tidak menghabiskan makanannya.
Makanan yang diharapkan bisa menjadi proses pemulihan pasien tampaknya gagal karena makanan yang diberikan berselera buruk yang malah membuat pasien tak nafsu makan.
"Pemerintah harus bertanggung jawab untuk memperbaiki kualitas makanan yang disajikan di rumah sakit sehingga seluruh pasien yakin bahwa makanan yang dikonsumsi bisa ikut memulihkan penyakitnya," kata peneliti di Centre for Food Policy di City University.
Sementara dalam penemuan yang dilakukan peneliti Jepang tahun 2008, menemukan makanan rumah sakit tidak membuat pasien bersemangat karena rasanya yang kurang enak.
Asal tahu saja, rumah sakit memang mengurangi penggunaan garam atau penyedap rasa dalam sajian makannya. Padahal garam dan penyedap rasa ini merupakan salah satu yang membuat makanan gurih dan bisa menaikkan selera makan.
Peneliti menemukan justru penggunaan glutamat bisa meningkatkan selera makan terutama untuk pasien yang sudah tua. Glutamat bebas bisa ditemukan dalam keju, saus tiram, kepiting, daging ayam, daging sapi, udang putih, tomat dan lainnya. Sementara glutamat terikat ditemukan dalam penyedap rasa.
"Berdasarkan hasil penelitian, pemanfaatan glutamat yang tepat untuk perawatan gizi dari pasien tua akan berguna untuk meningkatkan kualitas hidup karena pasien jadi punya selera makan sehingga sel darah putih meningkat, suara lebih jelas dan wajah lebih ceria," kata peneliti Toyama K dari Seinan Jo Gakuin University